Semalam tidurnya rada gelisah,
mata sulit dipejamkan, kalaupun sempat
merem paling paling cuman 30 menit selanjutnya melek lagi, jungkir balik begitu-begitu saja, akhirnya jam 4 pagi aku tarik kesimpulan untuk segera berpamitan pada
Batara Hyang Guru Sasuhunan ring Kemulan,
merem paling paling cuman 30 menit selanjutnya melek lagi, jungkir balik begitu-begitu saja, akhirnya jam 4 pagi aku tarik kesimpulan untuk segera berpamitan pada
Batara Hyang Guru Sasuhunan ring Kemulan,
agar diberkahi keselamatan selama dalam perjalanan nantinya,
selesai sembah sujud kubangunkan istriku
lalu ngopi bareng
jam 5 si kupluk pun meluncur
dengan bawaan satu pinier penuh amunisi tempur yang kugonceng di slangkangan motor depan menuju Nusa Dua,
zero point tour de Bakom itu....
selesai sembah sujud kubangunkan istriku
lalu ngopi bareng
jam 5 si kupluk pun meluncur
dengan bawaan satu pinier penuh amunisi tempur yang kugonceng di slangkangan motor depan menuju Nusa Dua,
zero point tour de Bakom itu....
Dilokasi ternyata semua orang sudah pada sibuk preparation, beberapa diantaranya terlihat duduk duduk di restaurant menikmati breakfast sama kopi morningnya,
langsung saja aku ikut nyerbu,
kok hambar yaaa.......
langsung saja aku ikut nyerbu,
kok hambar yaaa.......
Jam 8-an bendera start-pun dikibaskan,
ada Bapak Wabup Badung, Kepala Kesbanglinmas Badung, Dirut Pertamina, petinggi Kompas.....selanjutnya.... 67 penjelajah itu meninggalkan Nusa Dua menuju Senggigi Lombok.
ada Bapak Wabup Badung, Kepala Kesbanglinmas Badung, Dirut Pertamina, petinggi Kompas.....selanjutnya.... 67 penjelajah itu meninggalkan Nusa Dua menuju Senggigi Lombok.
Day 1 - 18 Sept 2012
Nusa Dua - Senggigi
97,69 KmNusa Dua - Senggigi
8,47
kantor redaksi kompas Ketewel
kantor redaksi kompas Ketewel
10,47
Padang Bay
labuhan Lembar
17,40
siap siap menuju Senggigi
siap siap menuju Senggigi
Day 2 - 19 Sept
2012
Senggigi - Alas
110 Km
Pagi ini start awal
akan dilepas dari depan kantor gubernur oleh gubernur NTB Bpk. H. Muhammad Zainul Majdi,
dari hotel Jayakarta masuk kota Mataram dalam hitungan setengah jam saja kita sudah sampai di depan alun-alun kota,
ternyata pak gubernur sudah menunggu di tribun, pagi-pagi begitu pak gubernur sudah bangun,
beda dengan di Bali, yang menurut rencana awal akan dilepas gubernur, bupati, yang datang ternyata wakil bupati, mungkin pak gubernur lagi insomnia, jadi bangunnya kesiangan, banyak kasus sich..... tapi gak apalah, bagiku yang terpenting adalah bersepedanya,
dalam kesempatan itu Kompas menyerahkan bantuan 1000 pohon penghijauan serta dari pihak Polygon menyumbang beberapa sepeda untuk sebuah yayasan pendidikan.
akan dilepas dari depan kantor gubernur oleh gubernur NTB Bpk. H. Muhammad Zainul Majdi,
dari hotel Jayakarta masuk kota Mataram dalam hitungan setengah jam saja kita sudah sampai di depan alun-alun kota,
ternyata pak gubernur sudah menunggu di tribun, pagi-pagi begitu pak gubernur sudah bangun,
beda dengan di Bali, yang menurut rencana awal akan dilepas gubernur, bupati, yang datang ternyata wakil bupati, mungkin pak gubernur lagi insomnia, jadi bangunnya kesiangan, banyak kasus sich..... tapi gak apalah, bagiku yang terpenting adalah bersepedanya,
dalam kesempatan itu Kompas menyerahkan bantuan 1000 pohon penghijauan serta dari pihak Polygon menyumbang beberapa sepeda untuk sebuah yayasan pendidikan.
Dalam sambutannya Gubernur berpesan
agar kegiatan jelajah sepeda ini senantiasa dipertahankan kesinambungannya,
jadilah penjelajah besar seperti Marcopolo,
yang berkeliling dunia sejak usia 23 tahun selama 40 tahun.....kelamaan....jadi gak minat.
Walaupun dalam tema jelajah kali ini
nama NTB tidak dicantumkan, namun gubernur berharap gaungnya akan mampu mendongkrak pariwisata NTB, mengingat lebih dari 80% jalur yang akan dilalui peserta jelajah
adalah wilayah teritorial NTB.
7,29
suasana jelang pelepasan oleh Gubernur NTB

agar kegiatan jelajah sepeda ini senantiasa dipertahankan kesinambungannya,
jadilah penjelajah besar seperti Marcopolo,
yang berkeliling dunia sejak usia 23 tahun selama 40 tahun.....kelamaan....jadi gak minat.
Walaupun dalam tema jelajah kali ini
nama NTB tidak dicantumkan, namun gubernur berharap gaungnya akan mampu mendongkrak pariwisata NTB, mengingat lebih dari 80% jalur yang akan dilalui peserta jelajah
adalah wilayah teritorial NTB.
7,29
suasana jelang pelepasan oleh Gubernur NTB
14,41
Pelabuhan Kayangan
dari sini kita akan menyeberang menuju Pototano Sumbawa
penyeberangan yang durasinya tak lebih dari 2 jam ini tidak bakalan bikin bosan mengingat pemandangan beberapa gili cukup mempesona, rasa penasaran akan padang savana Sumbawapun sedikit demi sedikit mulai terkuak dari view diatas kapal yang khusus di carter pihak Kompas ini.
sebagaiamana penyeberangan Gilimanuk Bali
Pelabuhan Kayangan
dari sini kita akan menyeberang menuju Pototano Sumbawa
penyeberangan yang durasinya tak lebih dari 2 jam ini tidak bakalan bikin bosan mengingat pemandangan beberapa gili cukup mempesona, rasa penasaran akan padang savana Sumbawapun sedikit demi sedikit mulai terkuak dari view diatas kapal yang khusus di carter pihak Kompas ini.
sebagaiamana penyeberangan Gilimanuk Bali
pelabuhan Kayangan ini juga didomisili sekumpulan manusia katak yang siap aksi jumping bila dilempari koin
5,19
Pototano
untuk pertamakalinya
kaki menginjak tanah Samawa....
wah....wah....waaaaah.......indahnya broh....
memang, begitu turun dari kapal, kita akan dibuat berdecak kagum,
inilah alam baru yang belum pernah
aku jumpai sebelumnya,
bukit gundul menjulang dengan bebatuan kuning menyala laksana bongkahan marmer tanpa tempelan lumut sedikitpun,
satu dua pohon nampak bagai bonsai,
so real... so clear.... wonderful.....
hahaaaaa.......
kali pertama kulihat si kuda liar
5,58
tiba di kota kecamatan Alas
jarak yang terbilang cukup pendek,
namun jika Sumbawa Besar dilewati, maka satu-satunya tempat pemberhentian yang layak adalah kecamatan Plampang, soal jarak masih manusiawilah, masalahnya mungkin pada penginapannya, karena plampang hanya punya satu fasilitas homestay dengan kapasitas 10 kamar tanpa warung makan yang memadai,
atau mungkin karena Sumbawa Besar ini adalah kota terbesar di Sumbawa yang wajib dibedah isinya....?? ngga taulah, kita sii okeh okeh saja, palagi disini kamarnya cukup standar, ada AC serta air panas, beda dengan di Alas semalam kondisinya mirip rumah kos-kosan dengan ....maaf..... fasilitas WC jongkoknya, yach.....hanya itu yang terbaik....
there's no others choice....
namanya juga kota kecil
Ohiya.....mungkin di benak anda
ada pertanyaan mengenai fasilitas pendukung apa saja yang disediakan panitia buat ngmanja'in para rider.....?,
ini dia jawabannya...
jadi ada team dokter, konsumsi,
mekanik, luggage's car, patwal, serta team motorists yang akan melayani segala keperluan rider selama pedaling, misalnya mengambilkan air, memungguti barang-barang yang jatuh, sementara team kesehatan dengan mobil ambulance-nya siap menangani keluhan kesehatan anda,
pokok'e......easy....very easy....
jadi kalo sudah benar benar kehilangan keperkasaan, yach tinggal evac ke ambulan, heheeee......
jelang keberangkatan dari Alas
Utan,
kota kecamatan,
sebelum masuk Sumbawa Besar
Pototano
untuk pertamakalinya
kaki menginjak tanah Samawa....
wah....wah....waaaaah.......indahnya broh....
memang, begitu turun dari kapal, kita akan dibuat berdecak kagum,
inilah alam baru yang belum pernah
aku jumpai sebelumnya,
bukit gundul menjulang dengan bebatuan kuning menyala laksana bongkahan marmer tanpa tempelan lumut sedikitpun,
satu dua pohon nampak bagai bonsai,
so real... so clear.... wonderful.....
hahaaaaa.......
kali pertama kulihat si kuda liar
5,58
tiba di kota kecamatan Alas
Day 3 - 20 Sept
2012
Alas - Sumbawa Besar
76 Kmjarak yang terbilang cukup pendek,
namun jika Sumbawa Besar dilewati, maka satu-satunya tempat pemberhentian yang layak adalah kecamatan Plampang, soal jarak masih manusiawilah, masalahnya mungkin pada penginapannya, karena plampang hanya punya satu fasilitas homestay dengan kapasitas 10 kamar tanpa warung makan yang memadai,
atau mungkin karena Sumbawa Besar ini adalah kota terbesar di Sumbawa yang wajib dibedah isinya....?? ngga taulah, kita sii okeh okeh saja, palagi disini kamarnya cukup standar, ada AC serta air panas, beda dengan di Alas semalam kondisinya mirip rumah kos-kosan dengan ....maaf..... fasilitas WC jongkoknya, yach.....hanya itu yang terbaik....
there's no others choice....
namanya juga kota kecil
Ohiya.....mungkin di benak anda
ada pertanyaan mengenai fasilitas pendukung apa saja yang disediakan panitia buat ngmanja'in para rider.....?,
ini dia jawabannya...

jadi ada team dokter, konsumsi,
mekanik, luggage's car, patwal, serta team motorists yang akan melayani segala keperluan rider selama pedaling, misalnya mengambilkan air, memungguti barang-barang yang jatuh, sementara team kesehatan dengan mobil ambulance-nya siap menangani keluhan kesehatan anda,
pokok'e......easy....very easy....
jadi kalo sudah benar benar kehilangan keperkasaan, yach tinggal evac ke ambulan, heheeee......
jelang keberangkatan dari Alas
Utan,
kota kecamatan,
sebelum masuk Sumbawa Besar
awalnya niat tulus
tanpa pamerih buat mbantuin si cewe,
heeee.....giliran didorong si cewe malah ga mancal sama sekali, wadoooooh....ketika si hero terlihat kewalahan si kawan dengan sigapnya membantu, jadinya dorong tiga deh.....
heheeeeee
hari masih siang
ketika peserta tiba di Sumbawa Besar
jadi setelah lunch rencana mau rebahan bentar, sore nanti ada rencana mengunjungi banjar suka-duka Hindu Bali terbesar di kota ini, yang sampai saat ini keanggotaannya sudah mencapai 3000-an umat, setelah itu baru acara kuliner,
ada masakan special apa yaaa kira-kira.....???
alun-alun Sumbawa Besar
muter-muter cari makanan istimewa,
adanya cuman sate kambing cap Madura kesimpulannya, pedagang serta masakan jawa masih mendominasi, mulai dari nasi campur hingga bubur kacang ijo.
Sekarang mau nyari madu sumbawa
atau susu kuda liar yang terkenal itu,
tapi dimana yaaaa.....????
introduction
Road Captain : Marta

tanpa pamerih buat mbantuin si cewe,
heeee.....giliran didorong si cewe malah ga mancal sama sekali, wadoooooh....ketika si hero terlihat kewalahan si kawan dengan sigapnya membantu, jadinya dorong tiga deh.....
heheeeeee
hari masih siang
ketika peserta tiba di Sumbawa Besar
jadi setelah lunch rencana mau rebahan bentar, sore nanti ada rencana mengunjungi banjar suka-duka Hindu Bali terbesar di kota ini, yang sampai saat ini keanggotaannya sudah mencapai 3000-an umat, setelah itu baru acara kuliner,
ada masakan special apa yaaa kira-kira.....???
muter-muter cari makanan istimewa,
adanya cuman sate kambing cap Madura kesimpulannya, pedagang serta masakan jawa masih mendominasi, mulai dari nasi campur hingga bubur kacang ijo.
Sekarang mau nyari madu sumbawa
atau susu kuda liar yang terkenal itu,
tapi dimana yaaaa.....????
Day 4 - 21 Sept
2012
Sumbawa Besar - Pidang Torano
115 Kmintroduction
Road Captain : Marta
perbaikan jalan di sepanjang trans Sumbawa
istirahat pertama di desa Lopok Beru
tumben, padahal baru dapat 20 km,
si marshall dah borred kali...
Masuk Plampang
dari kecamatan Plampang sekitar 7 Km lagi
kita akan memasuki kota kecamatan Empang,
jika kita mau review tour Sumbawa,
bisa dijadikan catatan bahwa di 2 kota kecil ini sudah tersedia masing-masing satu penginapan,
salah satunya Hotel Bala Kemar di Empang,
jadinya day 1 mungkin stay di sekitar Kayangan Lombok, day 2 di Sumbawa Besar, day 3 di Empang, day 4 bisa di Bima, khusus yang terakhir kalau aku sendiri mungkin milih
Dompu menghabiskan 1 sampai 2 hari
di Lakey Peak atau Huu beach.
Untuk tour jelajah Komodo ini,
setelah Sumbawa Besar kita akan menginap di desa Pidang, kecamatan Tarano, berjarak sekitar 5 Km dari Empang, daerah bertekstur pantai ini di siang hari adalah tempat berendam ataupun berjemur favorit bagi ratusan kerbau, ngga tau kenapa panitia memilih pantai berlumpur hitam ini padahal banyak tempat lain yang berpantai biru & jernih, atau kenapa gak milih
padang savana...?
Mengenai kenapa memilih tenda
disamping untuk menciptakan suasana yang berbeda sudah jelas juga dikarenakan ketersediaan kamar yang tidak mencukupi di Empang, jadinya anggaplah opsi ini memang sengaja dipilih buat mbikin suasana yang berbeda dari sebelumnya,
touring ala backpacker berjamaah,
fasilitas tenda di dukung toilet mobil kebayang dech antreannya, belum lagi soal gimana caranya tidur dengan dipan kain selebar 60cm, yang disangga rangkaian besi yang bisa dilipat-lipat,
arrrroooow....
bakalan kumat lagi neh rematik.......
jadinya day 1 mungkin stay di sekitar Kayangan Lombok, day 2 di Sumbawa Besar, day 3 di Empang, day 4 bisa di Bima, khusus yang terakhir kalau aku sendiri mungkin milih
Dompu menghabiskan 1 sampai 2 hari
di Lakey Peak atau Huu beach.
Untuk tour jelajah Komodo ini,
setelah Sumbawa Besar kita akan menginap di desa Pidang, kecamatan Tarano, berjarak sekitar 5 Km dari Empang, daerah bertekstur pantai ini di siang hari adalah tempat berendam ataupun berjemur favorit bagi ratusan kerbau, ngga tau kenapa panitia memilih pantai berlumpur hitam ini padahal banyak tempat lain yang berpantai biru & jernih, atau kenapa gak milih
padang savana...?
Mengenai kenapa memilih tenda
disamping untuk menciptakan suasana yang berbeda sudah jelas juga dikarenakan ketersediaan kamar yang tidak mencukupi di Empang, jadinya anggaplah opsi ini memang sengaja dipilih buat mbikin suasana yang berbeda dari sebelumnya,
touring ala backpacker berjamaah,
fasilitas tenda di dukung toilet mobil kebayang dech antreannya, belum lagi soal gimana caranya tidur dengan dipan kain selebar 60cm, yang disangga rangkaian besi yang bisa dilipat-lipat,
arrrroooow....
bakalan kumat lagi neh rematik.......
Mr. Linud from Inside cc
sepertinya rute dari Sumbawa Besar
ke Empang inilah gambaran sisi utuh Sumbawa
( View Savana ), karena jalur ini masuk
ke daratan, kebayang dech kalo musim hujan disertai petir,
apa berani yaa lewat sini.....???
sementra track lainnya baik dari Pototano hingga Sumbawa Besar begitupula arah setelah Empang ke Bima hingga Sape didominasi view pantai berbukit bukit, namun kedua sisi itu sama-sama fantastik.....!!!

sepertinya rute dari Sumbawa Besar
ke Empang inilah gambaran sisi utuh Sumbawa
( View Savana ), karena jalur ini masuk
ke daratan, kebayang dech kalo musim hujan disertai petir,
apa berani yaa lewat sini.....???
sementra track lainnya baik dari Pototano hingga Sumbawa Besar begitupula arah setelah Empang ke Bima hingga Sape didominasi view pantai berbukit bukit, namun kedua sisi itu sama-sama fantastik.....!!!
dan akhirnya sampailah kita di Pidang
seperti inilah keadaannya
seperti inilah keadaannya
Day 5 - 22 Sept
2012
Pidang - Bima
140 Km
Jarak terjauh dalam 6 etape yang ada,
tanjakan pertama dalam sejarah jelajah Komodo, dengan ketinggian tidak lebih dari 200mdpl,
view disini mengarah ke untaian teluk teluk,
dan semenanjung yang berliku liku disisi utara
tanjakan pertama dalam sejarah jelajah Komodo, dengan ketinggian tidak lebih dari 200mdpl,
view disini mengarah ke untaian teluk teluk,
dan semenanjung yang berliku liku disisi utara
juga terlihat gunung Tambora yang menjulang gagah ditengah seakan berada di tengah lautan, wow.....!!! nanti akan
kita daki puncak yang ketika meletus dulu panas yang tersembur sampai melubangi atmosfer dan mengubah iklim dunia. Tak ada musim panas pada 1816 di Eropa dan Amerika Utara —
‘the year without summer’.
Tambora turun ke dalam tanah beberapa ribu kaki,
meninggalkan kawah besar di puncaknya,
waduh....malah jadi teringat
pak wamen ESDM yang eksentrik itu...
kita daki puncak yang ketika meletus dulu panas yang tersembur sampai melubangi atmosfer dan mengubah iklim dunia. Tak ada musim panas pada 1816 di Eropa dan Amerika Utara —
‘the year without summer’.
Tambora turun ke dalam tanah beberapa ribu kaki,
meninggalkan kawah besar di puncaknya,
waduh....malah jadi teringat
pak wamen ESDM yang eksentrik itu...
pada nunduk....anginnya kenceng
ini untuk membuat kondisi aerodinamis
ini untuk membuat kondisi aerodinamis
disambut komunitas sepeda di kota Bima
Bima Bike Lovers
Bima Bike Lovers
penyambutan meriah Pak Walikota
pengawalan kepolisian berlapis setingkat Kepala Negara,
disambut ratusan lambaian tangan ibarat artis Bolygon, wah....wah....waaaah...... rupanya saya sudah ngetop niiii sekarang,
ada buah kelapa muda, jagung & ubi rebus.....
huffffsss.....something yang tidak akan anda temui di event sekaliber tour de french sekalipun.
bersama walikota Bima
M. Qurais H. Abidin
M. Qurais H. Abidin
penyematan pin oleh salah seorang anggota BBL
gemerlap kota Bima
c/i Marina
Day 6 - 22 Sept
2012
Bima - Sape
46 Km
setelah semalam diterima dengan penuh keakraban, pagi ini peserta jelajah akan di lepas kembali oleh pak walikota, ketika kita memasuki halaman gedung walikota ternyata pak wali sudah menunggu, begitupula komunitas BBL, mereka sudah pada ngumpul & akan ikut antar kita hingga Sape.

tanjakan Bukit Pengantin
yang sudah bisa dirasakan begitu melewati kota Dompu, dengan ketinggian mirip Sanghyang Ambu di Karangasem, inilah tanjakan tertinggi di sepanjang jalur trans Sumbawa ini,
kesimpulannya,
tanjakannya tidak ada yang ekstreem
cuman bersepeda disini tantangan terberatnya adalah menghadapi suhu yang ekstreem, temperatur rata-rata antara 32 hingga 37 dc, team kesehatan menyarankan minum cairan oralit, ataupun pocari saat istirahat, selanjutnya di perjalanan baru minum air biasa, itu untuk mengganti kandungan natrium dalam otot yang terbakar akibat dehidrasi, sebagai cikal bakal terjadinya kram kaki.
kearifan lokal :
Uma Lengge desa Maria kecamatan Wawo, masuk wilayah kabupaten Bima, dikenal dengan tradisi Ampa Parenya, yaitu prosesi menaikkan padi ke Uma Lengge yang tiada lain adalah rumah tradisional suku Bima itu sendiri, sempat juga dipertontonkan drama padi menangis, karena penggunaan padi yang melanggar ketentuan seperti boros pemakaian misalnya, sebelumnya ketika baru datang kita disambut dua penari keris, mereka mempertontonkan kelihaian berkelahi dalam tarian,
Uma Lengge desa Maria kecamatan Wawo, masuk wilayah kabupaten Bima, dikenal dengan tradisi Ampa Parenya, yaitu prosesi menaikkan padi ke Uma Lengge yang tiada lain adalah rumah tradisional suku Bima itu sendiri, sempat juga dipertontonkan drama padi menangis, karena penggunaan padi yang melanggar ketentuan seperti boros pemakaian misalnya, sebelumnya ketika baru datang kita disambut dua penari keris, mereka mempertontonkan kelihaian berkelahi dalam tarian,
terdorong naluri sebagai seorang seniman tari akupun turun arena ikut menari, tuh... lihat gayaku kalo nari....!!
Selesai disambut tarian, kitapun digiring memasuki kawasan Uma Lengge itu, di pintu gerbang Tetua Adat melafalkan semacam sumpah janji yang menyatakan bahwa kita sudah mengucap janji bilamana menjabat nanti tidak akan korupsi.....
Setuju pak tua, mari dukung KPK....!!!
Begitu pembacaan sumpah janji selesai,
sang tetua itupun memotong benang yang sebelumnya dibentangkan melintas gerbang dengan menggunakan keris penari tadi, selanjutnya kita semua masuk kedalam, duduk-duduk di rumah - rumahan yang kalo dibali mirip bale bengong ataupun klumpu, disitu disediakan juga makanan hasil bumi seperti ubi rebus, jagung dan juga nasi khas, cuman nasi yang terlihat seperti jajan ketan itu aku tidak minat mencicipinya.
Sepeninggal dari Uma Lengge,
kita melanjutkan perjalanan menuju Sape,
tinggal sekitar 20Km-an lagi,
itupun sepenuhnya jalan menurun hingga pelabuhan, sempat tertahan akibat insiden kecil demo para sopir yang tidak terima karena kapal penyeberangan sudah di booking khusus oleh Kompas, namun sejam kemudian antara nakhoda dengan sopir truk terlihat sudah mufakat,
selanjutnya.....
penyeberangan 8 jam menuju labuhan Bajo,
Manggarai Barat, Flores
/C/O/N/T/I/N/U/E/
Tidak ada komentar:
Posting Komentar