Jumat, 01 Maret 2013

Kelud, Anak Kelud, Hijau Tossa Air Danau, Terowongan & Gardu Pandang

Management Kelud (1731mdpl), mengatur extra ketat pengunjungnya, dibawah (main entrance) ada post penjagaan yang pagi itu 3 orang petugasnya terlihat masih standby, malam hari portal didepan pos  ditutup itu terlihat dari jendela rumah pak Nardi tempatku menginap yang berada persis satu petak dibawah post penjagaan.

Jam 7.15 pagi itu aku memulai kayuhan pertamaku menuju puncak Kelud, hamparan pertanian tanaman nenas memenuhi hampir setiap jengkal lahan hingga km ke-6, ada kebun kopi dan tidak ada hutan lebat di track sepanjang 11km menuju puncak, namun udara disini sangat sejuk, dibeberapa tempat, ibu - ibu memulai pekerjaannya sepertinya mereka karyawan   PTP 26 milik pemerintah.

Menjelang Km ke 6 aku menemukan lokasi misterius road itu, ceritanya ditanjakan itu mobil tidak perlu digas akan jalan dgn sendirinya, aku mencoba tidak mengayuh hasilnya sepeda tetap diam, ahh.... kali karna  sepedaku berbahan allutech yaa...???

Selepas misterius road itu sebuah tanjakan  mulai menghadang, untuk itu sampai - sampai dibuatkan marka peringatan agar menggunakan gigi satu, selepas tanjakan pertama tadi disebelah kanan jalan terdapat jejeran kotak kotak yang semula kukira kuburan ternyata rumah lebah madu, sedikit ketimur belok utara jalanan nanjak terus hingga sampai pada jalan yang separuhnya longsor, jalan kian menanjak lagi hingga sampailah diparkiran, disitu ditulis pos pangkalan ojek, entah jam berapa bukanya  & untuk siapa ojek itu dipersiapkan, karena ketika aku turunpun pangkalan itu tetap sepi, ditempat itu aku sempat berhenti berfikir apa ini batas akhir akses kendaraan, ketika aku memandang ke pojok utara disitu terlihat tanda panah kanan menunjuk arah ke obyek wisata Kelud tertulis juga peringatan hati hati karena sering terjadi kecelakaan lalu lintas, suasana ditempat ini sudah menderu deru oleh terpaan angin, tiang listrik, sign lalin, serta cermin pengintai kendaraanpun berbunyi menderu, aku teringat ketika menanjak di sacred point Kintamani, bedanya disitu suara anginnya nyaring karena yang tertimpa angin adalah daun daun cemara, sementara suasana disini lebih kearah menyeramkan, seperti suara badai dan hujan datang dari kejauhan, sementara kiri kanan hanya gelap lebih - lebih ketika melewati jembatan satu satunya disana serasa itu jembatan tanpa tiang pancang karena yang terlihat hanalah pagarnya saja selebihnya hanya warna putih kabut, aku sempat berdoa semoga pada saat lewat nanti angin tidak bertiup kencang menghempaskanku ke jurang, dijembatan itu juga diingatkan untuk tidak nenghentikan kendaraan diatasnya.

Sehabis jembatan adalah tanjakan yang cukup extreem, bayangkan jika kendaraan kehilangan power terus tergelincir kebelakang, maka pagar jembatan itulah satu satunya penyangganya, naik lagi dari jembatan itu belok kekanan naik turun jalan bergelombang sampailah kita di gerbang masuk, saat tiba, gerbang dalam keadaan terkunci dan akupun duduk menenangkan diri tarik nafas dalam - dalam bèrharaf suasana ini tdk menjadikanku semacam trauma diketinggian, memang belum pernah aku bersepeda diketinggian dengan suasana gelap dan jarak pandang pendek seperti ini dimana aku harus ekstra konsentrasi mengayuh dan mengendalikan remku, salah sedikit tentu akan merepotkan  team SAR  melakukan evakuasi, heheheee.....

Selang 15 menit menunggu dari kejauhan aku mendengar suara deru kendaraan, aku senang karena selanjutnya aku tidak akan merasa kesepian lagi, petugas itu cukup ramah  mengajak turun, setelah ini  adalah jalan menurun sepanjang setengah Km menuju gardu pandang, sesampai dibawah aku clingak clinguk kesana kemari menenteng tripod kameraku berharaf mendapatkam angle yg tepat buat dokumentasi, namun kabut masih menutupi, dari posko komando, petugas tadi sudah menyalakan stereonya memutar lagu dangdut.

Makan....yaaa aku belum sarapan, tadi sempat mengalami krisis air aku antisifasi dgn membuka lebih lebar resleting bajuku berharaf bisa meminimize keringat, satu porsi mie rebus plus dua telur, kopi pahit & pisang goreng terlewatkan, habis itu aku izin petugas menaiki anak tangga menuju gardu pandang namun terlebih dahulu harus melewati terowongan yang panjang & berliku, ada suara air jatuh ditengah terowongan, ada burung walet kadang menyambar diatas kepala, ada burung walet biasanya ada ularnya, suasana ini sempat menciutkan nyaliku antara melanjukan menembus itu atau balik, syukur 20 meter masuk nun jauh diujung terowongan sudah nampak cahaya putih terang matahari, artinya itulah ujung terowongan itu....

Ada 3 petunjuk arah pasca trowongan, kekanan lokasi panjat tebing, lurus lokasi anak kelud atau kekiri naik ratusan anak tàngga menuju gardu pandang, semua harus dinikmati sepertinya sulit ada kesempatan kembali ketempat ini lagi, lokasi panjat tebing yang gurat-gurat batunya berwarna kemerahan laksana bongkahan batu akik, kadang terlihat seperti lukisan ratusan orang dalam siksaan neraka, anak gunung kelud yang hitam gosong laksana tumpukan aspal goreng atau batubara Paiton dengan gumpalan asap disana sini, danau air hijau tossa  disisi barat dayanya yang juga terlihat berasap laksana air rebusan, tiba di gardu pandang setelah melewati ratusan anak tangga aku dapat memandang ke sungai air panas, kelokan jalan yang tadinya ku lalui, lokasi panjat tebing dan anak Kelud, aku juga melihat sepedaku diparkiran bawah, sangat kecil, dicamera hampir tak terlihat,
Fantastic.....!!

Puas....waktu sudah jam 11 saatnya tinggalkan Kelud melanjutkan perjalanan balik ke Malang arah balik yg aku tempuh melalui jalur memutar utara Kelud melewati perkebunan penduduk hingga akhirnya nembus Puncu, Kepung, Ngantang yang masuk wilayah kabupaten Kediri selanjutnya menuju Kasembon adalah jalan menanjak membelah gunung Butak dan perjalanan berakhir di bendung Selorejo, esok perjalanan akan dilanjutkan 10 km menuju Pujon (1100) dan siangnya akan diakhiri di basecamp Hargomulyo, selanjutnya akan atur strategi menuju Bromo.

 bududaya lebah madu

 daerah rawan longsor, hati-hati....!


 obyek wisata gunung Kelud
  
terowongan

lokasi panjat tebing

anak gunung Kelud

kawah Kelud, bandingkan dengan sebelum letusan 1990

 fhoto diambil dari google.
 selanjutnya mari menuju gardu pandang
aksi corak coret di anak tangga, kelakuan orang-orang frustasi


 bangunan gardu pandang

 

view jalan menurun dari gerbang tadi....

 sepedaku nampak kecil di parkiran
hampir tak terlihat, neh.....kalo dari dekat....!!

 nampak jejeran warung makan

Selanjutnya mari kita turun

 Pak Yusron, Partner sejati tak takut istri,
 beda jauh dengan kamu, 
heheheeee......


diatas jembatan itu, cuaca sudah cerah,
 parkiran gardu pandang terlihat di kejauhan



bercengkrama dengan petani lereng utara Kelud

 track makadam


Offroad diantara perkebunan tebu
shortcut ke Puncu


 Bendung Selorejo

Tidak ada komentar:

Posting Komentar