Selasa, 10 Desember 2013

MENGAYUH PEDAL KE NEGERI KAHYANGAN

Gak Mau kalah sama Anuman...., ini bagian dari cita-cita awal tahun kemaren untuk menaklukkan 5 akses jalan tertinggi di Jawa Tengah dan Jawa Timur sekaligus dalam satu paket kayuhan, namun kita hanya bisa berencana kuasa Tuhan jualah yang menentukan, banjir besar di Semarang kala itu menyebabkan pengiriman sepeda akan telat 4 hari dari biasanya, itupun baru perkiraan jika saja airnya beranjak surut, sementara jatah libur dibatasi adanya, jadilah Malang kembali dijadikan pijakan kaki buat taklukkan  3 puncak di Jatim, Kelud, Bromo serta Ijen sehingga keseluruhan jalan perkotaan, hutan  & pegunungan Jatim sudah dituntaskan, tinggal satu lagi yang belum, Tretes....!!


Dieng, merupakan dataran tinggi  tertinggi ke dua didunia setelah Tibet - Nepal, berada di ketinggian 6.802 kaki atau antara 2.000-2400 mdpl, masuk wilayah kabupaten Wonosobo, pada musim kemarau (Juli & Agustus) suhu udara bisa mencapai nol derajat celcius, berdasarkan etimology, nama Dieng berasal dari gabungan dua kata "di" yang berarti tempat dan "Hyang" yang bermakna Dewa, jadilah suatu daerah di pegunungan yang menjadi tempat bersemayamnya para Dewa, Surga Dieng, pada masa kerajaan Chandra Gupta Shidapala oleh umat Hindu Dieng diyakini sebagai poros dunia, ketika itu Sanghyang Jagadnatha memindahkan gunung kosmic Mahameru dari India ke gunung Dieng dan jadilah Dieng sebagai pusat pemerintahan dan surga para Hyang, ke tempat itulah pedal hendak di kayuh....


Menaklukkan Dieng dari Jogjakarta, ke Jawa Tengah tanpa singgah di Jogjakarta dan Solo tentu ibarat makan sayur tanpa garam, kurang menggigit, menjadikan kota Seni & budaya Jogja sebagai titik start adalah sebuah keputusan tepat, dimulai dari terminal bus Guyangan, menuju tempat ekspedisi sepeda, lalu GO AHEAD ke keraton Ngayogyakarta Hadiningrat, jalan jalan ke Malioboro, makan Gudeg di Jln Sultan Agung dekat Pakualaman, selanjutnya tancap menuju kota belanja Solo sebelumnya mampir dulu photo-photoan di candi tercantik di dunia yang ketinggiannya mengalahkan Borobudur, Prambanan yang merupakan candi pemujaan Trimurti Brahma Wisnu Siwa di Sleman, masih wilayah Jogja, terus berkunjung ke sentra batik BTC (Beteng Trade Centre) atau PGS (Pusat Grosir Solo) siapa tau ketemu SPG cantik nan Ayu, lalu ke Keraton Surakarta Hadiningrat, makan malam Nasi Liwet Bu Wongso di Jln Tengku Umar dan pergi tidur di Solo Paragon (Complimentary dr Tauzia), itulah serangkaian kegiatan awal xpdc kita kali ini, tak lebih dari 85,5 Km.

Di hari kedua baru adrenalin mulai dipacu, track membelah dua punggung gunung Merapi dan Merbabu, melalui kota Boyolali dengan kultur tanjakan dan tikungan tajam yang oleh penduduk setempat dijuluki belokan Irung Petruk sejauh 49Km dan akan berakhir pada tanjakan dengan elevasi 30 derajat Selo Pass (1770) , Selo Pass di dusun Plalangan merupakan gerbang pendakian gunung Merapi, siapa tau ketemu pendaki lain atau malah dapat pemandu gratis, Jika demikian adanya maka dipastikan akan ngecamp disini hingga malam, jam 1 dinihari merangkak naik saat sunrise diharapkan sudah masuk Pasar Bubrah, post terakhir 1 Km menuju Puncak Garuda, Why not.....? butuh 5 jam naik dan 4 jam untuk kembali turun. 

Balik dari tempat ini sasaran berikutnya adalah Magelang, melalu Ketep Pass (1200) merupakan salah satu obyek wisata unggulan kabupaten Magelang,dari gardu pandang Ketep Pass ini kita bisa menikmati panorama atraktif 5 gunung dari satu tempat yaitu gunung Merapi, gunung Merbabu, gunung Selamet, gunung Sindoro & gunung Sumbing, kita juga akan disuguhi sederetan pegunungan kecil seperti Telomoyo, Dieng, Andong serta perbukitan Menoreh, Ketep Pass berjarak  35,9 Km dari Selo Pass atau 26,2 Km dari kota Magelang, jika tidak disertai acara pendakian Merapi di hari kedua ini total jarak yang akan ditempuh adalah sejauh 113 Km, perjalanan naik turun yang akan menguras habis fisik & mental kita & pastinya kita baru akan masuk kota Magelang hingga larut malam.


Pagi berikutnya agenda kita adalah melihat Borobudur di kecamatan Mungkid, dari sini akan menuju Dieng lewat Wonosobo, melalui Jln Diponegoro-Wuwuharjo, Jln Kreteg-Wonosobo, Jln Wonosobo-Parakan berakhir nembus di jln S. Parman kota Wonosobo, Hingga Wonosobo jarak tempuh sudah mencapai 71,1 Km, mungkin Wonosobo (2250) bisa buat alternative menginap menghindari kabut yang biasanya sudah akan menutupi jalanan menjelang sore atau menghindari dingin malam menusuk tulang di Dieng, dari Wonosobo menuju Dieng Plateu hanya berjarak 25,8 Km, jika ditempuh dipagi hari rasanya menikmati perjalanan ke Dieng akan lebih afdol, tidak tergesa gesa, tapi selebihnya lagi-lagi hanya kondisi fisik jualah yang paling menentukan, jika waktu memungkinkan maka menginap di Dieng tidur dengan sleeping bag dengan tungku pemanas ruangan juga memberikan sensasi tersendiri.

Di Dieng tentu banyak agenda yang bisa kita buat, diantaranya.....


kawah

Perkebunan

danau 3 warna

tracking ke Puncak Sikunir


ato...keep on pedals

Sepertinya akan butuh extension barang sehari di Dieng, hitung-hitung buat pelemasan sebelum akhirnya melanjutkan petualangan kembali, sasaran berikutnya adalah puncak Telomoyo (1894), seperti ini kira-kira wujudnya...
gunung Telomoyo


manchaff thaa.....???

Rawa Pening

sepertinya puncak Telomoyo (Telomaya) adalah tidur terakhir kita diatas awan, dari puncak Telomoyo ini,
Memandangi hamparan danau Rawa Pening  nan bening dibawah sana, sepertinya akan membuatkuku terkenang keberadaan seorang wanita cantik dari  desa Ngasem bernama Endang Sawitri, karena suaminya punya hobby nyeleneh (bertapa) jadinya sering ditinggal pergi untuk waktu yang sangat lama, sebagai seorang wanita pastinya dia merasa sagat kesepian dan butuh belaian kasih sayang 
seorang laki-laki ....

Meninggalkan Telomoyo selanjutnya kita akan balik menuju dunia peradaban Ambarawa, melanjutkan perjalanan ke Semarang, istirahat siang, disore hari kita akan jalan-jalan ke simpang 6,  berphoto di Tugu Muda sebagai bukti bahwa ibu kota Jawa Tengah sudah kita kunjungi, lalu mampir ke Lawang Sewu, sebuah gedung berpintu 1000 peninggalan menir Belanda, terus refresh otak ke mall Ciputra di simpang 5 atau Mall Paragon City,mall termegah di Semarang kemudian cari lumpia,wingko babat atau soto bening khas Semarang, kesimpulannya sore ini kita akan santai menikmati kemerdekaan, setelah sekian hari bergerilya naik turun gunung, melihat petani dan penyabit rumput serta ibu-ibu pemikul kayu bakar kini saatnya memandangi gadis kota berbokong semok.....ciiiiiiiiaaaaaattz....nginap  semalaman, besok paginya melanjutkan perjalanan menuju Rembang.




Memasuki kota Rembang kita akan menyaksikan arsitektur bangunan kuno bergaya Tiong-hoa,ini menandakan kalau Rembang adalah sebuah kota tua, Dampo Awang (Wang Cing Hong ) adalah saudagar Tiong-hoa yang memiliki pengaruh besar di Rembang pada jamannya,kita juga akan sempatkan melihat dari dekat kamar pengabadian RA Kartini, dari pusat kota kita harus bergeser sepanjang 300 meter menuju desa Kuthoharjo, menempati salah satu ruangan rumah dinas Bupati Kepala Daerah Tingkat II Rembang.

Jalur Pantura

mengalah demi selamat, jalur pantura rawan kecelakaan, waspada sama yang ini, begitu terdengar suara 'bim' dr arah belakang, segeralah melaju keluar lintasan garis putih menuju rerumputan atau batuan kasar dipinggir jalan, untuk itu ban gundul sangat tidak direkomendasikan, WTB 2,1-2,35, maxiss crossmax 2,1, atau kenda karisma 2,1 sangat bagus buat touring.




Hari berikutnya kita akan beranjak menuju kota Gresik, ada obyek wisata bahari Lasem jika kita memandang ke pesisir,  serta pegunungan Lasem (806) dan gunung Argopuro jika kita menoleh ke daratan, sepanjang perjalanan hingga Tuban kita akan berpuas-puas menikmati panorama Pantai Utara Jawa (PANTURA) sepanjang 84,9 Km, setelah itu masuk Lamongan dan berakhir di kora Gresik dan bermalam di kota yang dijuluki Kota Bandar Tua ini, berkunjung ke pelabuhan menikmati kue pudak atau otak otak bandeng sambil melihat kapal - kapal saudagar tradisional atau kapal phinisi yang kebanyakan berasal dari sulawesi, lalu berphoto di alun-alun kota dan setelah itu beristirahat untuk malam terakhir di tanah Jawa ini setelah menempuh perjalanan sepanjang 169 Km.

Pagi hari berikutnya adalah perjalanan menuju terminal bus Purubaya di desa Bungurasih Sidoarjo, dari tempat menginap di jalan Raden Santri ini kita akan melewati rute : Alun-alun, Jl Malik Ibrahim, Jl Sudirman, Jl Veteran, Jl Romo Kalisari,belok ke Jl Tambak Osowilangun (menghindari jalur Tol SBY Gresik), Jl Kaliande Barat, Jl Tambak Sari, Babadan, Genting, masuk Tol SBY Gresik, Bubutan, Kebon Rojo nembus di Jl Pahlawan, photo-photoan dulu di depan Monumen tugu pahlawan, sekalian breakfast mungkin.


Tugu Pahlawan


Jika ada keinginan melihat jembatan Suramadu, dari Tugu Pahlawan Bubutan in kita masuk Kebon Rojo, Jl Stasiun Kota,Jl Gembong, Kapasari, Kenjeran dan masuk ke jalan Kedung Cowek menuju arah jembatan, baliknya kembali ke Tugu Pahlawan


Suramadu

Dari Tugu Pahlawan perjalanan dilanjutkan menuju terminal Bungurasih melalui Jl Gemblongan, Tunjungan, Jl Gubernur Suryo, Sudirman, Urip Sumoharjo, Jl Raya Darmo (kebun binatang Surabaya), Wonokromo, Jl A Yani, masuk tol Waru Juanda belok ke Jl Raya Galuran menuju terminal.
Terminal Bungurasih yang merupakan terminal bus antar provinsi tersibuk & terbesar di Surabaya (asia), dengan bus Gunung Harta biasanya jadwal keberangkatannya sore (17,30) 12 jam perjalanan menuju Denpasar plus lamanya di penyebrangan ketapang, keesokan harinya per 08:00 kita sudah akan sampai kampung halaman Ubung, yach, kita perdalam lagi nanti, waktu masih panjang....

lumpur Lapindo

be a part of "Partner Sejati"
 lets explore the highest road of Indonesia
only by bike cycling

*
*
*
*
*


Trips :

Day 1,   18, Agst : Go to Jogja
Day 2,   19, Agst :Jogja - Solo, 63,7 Km
Day 3,   20, Agst : Solo - Magelang via Selo, 81,9 Km
Day 4,   21, Agst : Magelang-Borobudur-Wonosobo, 71,7 Km
Day 5,   22, Agst : Wonosobo - Dieng ,25,8 Km, (Break)
Day 6,   23, Agst : Dieng - Telomoyo - Ambarawa, 113 Km
Day 7,   24, Agst : Ambarawa - Semarang, 49,2 Km (break)
Day 8,   25, Agst : Semarang - Rembang ,133 Km
Day 9,   26, Agst : Rembang - Gresik, 169 Km
Day 10, 27, Agst : Gresik - Terminal Bungurasih Sidoarjo, 33 KM
                 Back to Bali
Day 11, 28, Agst: Arrive in Bali

Estimasi Biaya

Tiket bus                                                           :    600,000

Akomodasi
Puspo Nugroho Malioboro                                    - 105.000 
Tune Hotel / Slamet Riyadi solo                           - 150.000
De borobudur Hotel  - Mungkid  /
Hotel Sumber Waras Jl Pemuda 149 MGL               - 170.000
Hotel Arjuna / Jl. Sindoro 7A Wonosobo                - 110.000
Bougenvil Homestay - Dieng                                 - 100,000
Ambarawa                                                          - 50.000
Imam Bonjol Hostel Semarang                               - 110.000
Hotel Puri Indah Rembang Jl Rembang Blora Km 2   - 125.000
Hotel Putra Jaya Jln R Santri 19                             - 140.000

                                                                         : 530.000  (sharing)

Sepeda
Biaya pengiriman                                                : 300.000

Konsumsi @ Rp.60.000  X 10 days                         : 600.000


                                                                total:    2.030.000     

Tips

   hal-hal yg sekiranya perlu dipersiapkan :

*  Pastikan Hub Freehub, BB dan rem dalam kondisi bagus, lakukan servise total sebelum keberangkatan
*  Toolkit set + tang kecil ujung runcing, kuas pembersih groupset 2cm + minyak rantai
*  Sparepart, 1 ban dalam, tambalan ban, pompa, kampas rem, potongan rantai yg sesuai, 1 tali sifter.
*  Pakaian sehari hari  yang  ideal juga buat bersepeda, 2 in 1 : 2/3 stel
*  Lap mandi berbahan kanebo, sabun,shampoo, odol sikat gigi, diodoran, taruh dalam box  anti bocor
*  Gadget multi fungsi (bisa camera, telephone, goegling), charger + power bank
*  P3K (betadyne,kapas, spray anti kram bagi yg hobby kram)
*  Sleeping bag,
*  Kacamata siang malam.
*  Lampu kabut.
*  Spoilerfor / rantai gembok
*  Bag pannier + adaptor (boncengan) // akan ditinggalkan disepeda saat makan, istirahat / pergi ke obyek
*  Hiking Bag  // selalu dibawa u - gadget-dompet-mendaki gunung dsb
*  Identitas KTP + kartu kesehatan (bila ada)
*  Sempritan


Base camp Jogja :

FASSA FAISAL
Pengok PJKA Blok J No.12
Demangan - Gondokusuman
Yogyakarta 55221