Senin, 02 Januari 2012

EXPLORE JATIM - DAY IV : WISATA RELIGIUS TROWULAN





MAJAPAHIT

Kerajaan besar tanpa bekas
beda dengan kerajaan lainnya yang sampai saat ini
masih punya keraton serta pewaris tahta yang jelas
" sirna hilang kretaning bumi "
musnah ditelan bumi
mungkin itu arti yang tepat buat mendiskripsikan 
kerajaan Majapahit tersebut
Hayam Wuruk dengan mahapatih populer Gajah Mada
telah mampu mempersatukan nusantara
dengan motto politisnya
" Amukti Palapa "
kita tak pernah tahu seperti apa
sepak terjang sang patih
dalam memenuhi ambisinya
pernah dengar bagaimana cara si Mada
menaklukkan Bali...??
kejadian serupa barangkali membuat 
beberapa negeri jajahannya tidak puas
dan menyimpan dendam
sehingga ketika ada pihak ketiga masuk
kesempatan itu dimanfaatkan buat menghancurkan Majapahit  dengan tehnik Devide Et Imvera
semisal antara Wirabumi dengan Wikramawardhana
dalam perang paregreg ditambah pemberontakan
para bangsawan secara terus menerus
alhasil Majapahitpun runtuh,
sekarang yang tertinggal hanya beberapa bangunan
hasil rekonstruksi serta beberapa situs
yang mirip rongsokan saja
belum jelas mana makan raja - rajanya
lebih lebih si patih yang perkasa itu
bagaikan cerita dongeng saja
jangan jangan si patih di "petrus"kan
Ada juga pendapat yang mengatakan
kalau Majapahit punah karena bencana alam,
masuk akal juga, sepertinya telah terjadi banjir bandang akibat penebangan hutan lereng Arjuno, Paderman dan sekitarnya yang mana kayu kayunya diambil buat membangun istana yang memang banyak mensuplay kayu,
sebagai bukti kebanyakan situs situs yang ditemukan
adalah hasil olah TKP dengan tehnik penggalian,
tidak mustahil !!
karena candi borobudur dengan ketinggian 22 meter saja
bisa tertimbun oleh letusan merapi
apalah artinya tembok istana berbahan batu bata
yang cuman setinggi 8 meteran saja
yang lebih mengherankanku secara pribadi
kenapa kerajaan induknya punah sementara
kerajaan taklukannya masih bertahan sampai sekarang
bahkan dengan segala tradisinya...?
adakah kerajaan bawahannya pelan pelan
melepaskan diri semacam reformasi...?
ataukah Majapahit itu
memang tidak pernah ada sama sekali....?
ahh,,,,
ngelantur
sekali lagi itu cuman ilusinasiku saja
mungkin karena punggungku panas sepedaan terus
lagian aku juga tidak begitu suka pelajaran sejarah
aku sukanya matematika, fisika & kimia
pelajaran yang sering membuatmu bolos sekolah
jadi kalo ada yang salah
lupakan saja



Gapura masuk Mojoagung
kembali ke arsitektur Hindu Majapahit...?
Ga tau, Jombang negeri santri,
disini ada tokoh ulama NU Bapak KH Abdurahman Wahid
ada juga tokoh eksentrik Ustad Abubakar Ba'asir
yang lahir disini namun  beraktifitas diluar sana
karena fahamnya tidak didukung masyarakat sekitarnya
masyarakat  kebanyakan ikut Gus Dur
kegiatan keagamaan serasa sangat kental
begitu azan terdengar, semua orang berlarian
menuju mesjid, dan akupun menutup pintu ruang tamu
 karena malu dikirain orang gak solat,
apalagi kalo mereka sampai tau  aku
lagi akses youtube, bisa gawat...!!

 
ini adalah pintu masuk ke desa Bejijong
kecamatan Trowulan

 warna candinya lucu yach...??




Pintu masuk pekarangan rumah
seragam, warna pink....


berikut perjalanan spiritualku ke situs
SITINGGIL
Yang merupakan situs pertapaan Raden Wijaya
dari tempat inilah Raden Wijaya mendapatkan pawisik untuk mendirikan kerajaan Majapahit dan menjadikan
dirinya sebagai raja dengan gelar 

Kertarajasa Jayawardhana
tepatnya pada tanggal  10 November 1293.



pintu masuk pertapan terkunci
jadinya gak bisa masuk


aku coba dari tempat ini saja yach...
siapa tau bisa menjalin kontak dengan Raden Wijaya
selang beberapa saat setelah aku duduk
berpranayama memanunggalkan bayu sabda idep
kurasakan getaran maha dahsyat  dan akhirnya
sebuah bisikan terdengar jelas ditelingaku
" Pak, bindan balik...? "
*
*
*
*
Gagal bermeditasi  karena terus saja diganggu
bayangan anak-anakku, akupun melanjutkan perjalanan melihat situs situs lainnya

Candi Brahu

Dalam prasasti yang ditulis Mpu Sendok  pada tahun 861 Saka atau 9 September 939, Candi Brahu merupakan tempat pembakaran (krematorium) jenazah raja-raja Brawijaya. Anehnya dalam penelitian, tak ada satu pakarpun yang berhasil menemukan bekas abu mayat dalam bilik candi. Lebih lebih setelah ada pemugaran candi yang dilakukan pada tahun 1990 hingga 1995.

Candi Gentong

lama lama lihat rongsokan candi ini,
kepala jadi pusing !!

Berdasar analisa carbon dating yang diteliti di Pusat Pengembangan dan Penelitian Geologi Bandung, diketahui, candi ini dibangun pada tahun 1370. Artinya, Candi Gentong berasal dari zaman pemerintahan Raja Hayam Wuruk (1350-1389). Dari data denah bangunan didukung temuan-temuan arkeologis lain, Candi Gentong dulu merupakan bangunan stupa yang relatif besar di bagian pusat, kemudian dikelilingi oleh stupa-stupa yang lebih kecil.

Kolam Segaran

penelitian menunjukkan 
bahwa kolam ini memiliki beberapa fungsi, 
antara lain sebagai kolam penampungan untuk memenuhi kebutuhan air bersih penduduk kota Majapahit yang padat, terutama pada saat musim kemarau.
Dugaan populer lainnya adalah 
kolam ini digunakan sebagai tempat mandi dan kolam latihan renang prajurit Majapahit,
disamping itu kolam ini diduga menjadi bagian taman hiburan tempat para bangsawan Majapahit 
menjamu para duta dan tamu kerajaan
konon begitu selesai menjamu tamu-tamunya
sang raja melemparkan piring piringnya yang terbuat dari emas ke kolam ini,
seakan menunjukkan  kepada sang tamu bahwa Majapahit adalah kerajaan yang kaya raya,
namun ketika tamu-tamu tersebut pulang abdi kerajaan akan menceburkan diri
kedalam kolam guna mengambil kembali piring-piring itu.
ahh....ada ada saja Pak Raden ini.


maksud hati hendak berkunjung,  heeeeh.....
senen malah tutup !
namun aku sempat berfose
didepan patung dwarapala, mirip to ?
Pendopo Agung

Pendopo Agung Trowulan 
adalah sebuah bangunan pendopo Jawa bergaya Joglo
yang dibangun antara tahun 1964 – 1973 
oleh Kodam-V Brawijaya 
melalui Yayasan Bina Mojopahit,
Bangunan ini konon berada di lokasi
dimana dahulu berdiri Pendopo Agung 
Kerajaaan Majapahit, 
tempat Maha Patih Gajah Mada
mengucapkan Sumpah Palapa yang terkenal itu.

Yang penasaran dengan wajahnya Gajah Mada,
inilah dia  Mahapatih yang perkasa itu
Mahapatih Gajah Mada




Raja Brawijaya

dan yang ini....Putra Mahkota
Candi Kedaton

Candi ini juga berantakan
melihatnya saja susah, gak ngerti juntrungnya apa
Pusing....!!


 Makam Troloyo

Di dalam makam Troloyo,
terdapat delapan pendapa pemakaman 
yang masing-masing mempunyai sejarah tersendiri.
Pertama makam utama Mbah Sayid Jumadil Qubro di dekat pintu masuk, Tumenggung Satim Singomoyo di sisi kiri, Nyi Endang Roro Kepyur (penari), Tumenggung Patas Angin, Kencono Wungu dan Anjasmoro, Senopati Sunan Kudung. Selain itu ada Kubur telu (Syeh Abdul Qodir Jaelani Assyni, Syeh Maulana Sekhah, Syeh Maulana Ibrahim), kubur pitu (Noto Suryo, Noto Kusumo, Gajah Permada, Sabda Palon, Noyo Genggong, Mbah Kinasih).
Masa kebesaran kerajaan Majapahit saat itu mengundang perhatian Mbah Sayid Jumadil Qubro dalam menyebarkan agama Islam. Karena kepemimpinan Raja Hayamwuruk dan Patih Gajahmada sangatlah besar dan luas hingga ke seluruh wilayah nusantara. "Di kubur telu itu pula menandakan bahwa kerajaan Majapahit sudah ada yang memeluk agama Islam


 Candi Bajang Ratu

Mengingat bentuknya yang merupakan gapura paduraksa atau gapura beratap dengan tangga naik dan turun, Bajangratu diduga merupakan salah satu pintu gerbang Keraton Majapahit. Perkiraan ini didukung oleh letaknya yang tidak jauh dari lokasi bekas istana Majapahit.


 Bentuk Candi Tikus yang mirip sebuah petirtaan mengundang perdebatan di kalangan pakar sejarah dan arkeologi mengenai fungsinya. Sebagian pakar berpendapat bahwa candi ini merupakan petirtaan, tempat mandi keluarga raja, namun sebagian pakar ada yang berpendapat bahwa bangunan tersebut merupakan tempat penampungan dan penyaluran air untuk keperluan penduduk Trowulan. Namun, menaranya yang berbentuk meru menimbulkan dugaan bahwa bangunan candi ini 
juga berfungsi sebagai tempat pemujaan.


Demikian kisah  umroh saya ke Trowulan
besok pagi kita kembali bersepeda
track : Pacet - Bumiaji - uphill 1200 mdpl


Tidak ada komentar:

Posting Komentar