Sabtu, 02 Maret 2013

Kemiri, Tanjakan awal menuju kaki Bromo

Pagi ini jam setengah delapanan aku tinggalkan hotel dibibir danau Selorejo menuju basecamp di Margomulyo, tinggal 10 km sisa tanjakan menuju titik tertinggi Pujon, begitu tiba di pertigaan ke obyek wisata Coban Rondo ngambil jalur ngiri langsung jalanan menurun memasuki wilayah Batu akan terlihat banyak kumpulan perkampungan di bawah sana, Songgoriti misalnya dan hitungan 30 menitan sudah sampai di alun alun kota Batu.

Sampai kota Malang jam 10 siang, sasaran selanjutnya toko Rodalink, aku lupa jalannya pokoknya itu dekat alun alun Malang, pengen service rem namun tehnisinya tidak ada, ada 3 toko disebelah rodalink yg buka namun tidak melayani service apalagi rem hydrolik, bahkan rodalink-pun mengatakan kalau mereka tdk punya stok minyaknya, kasus....

Siang sesampai di Margomulyo akupun mulai hitung hitungan, jika besok menghajar Penanjakan dari Malang sepanjang 73 km sepertinya akan keteter di waktu, sore ini juga pergerakan harus dimulai, mendekat ke Bromo lewat jalur Pakis-Jabung- Kemiri-Nongkojajar, dengan asumsi jika jarak ke Nongkojajar 26 km maka esok hari tinggal selesaikan lg 47 km, jika Nongkojajar ada di ketinggian 900 mdpl, maka esok tinggal 1800 mdpl lagi, sepertinya ada harafan.

Tanjakan Kemiri ini diluar prediksiku, tanjakan pastilah tapi tentang medannya memang tak ada informasi yg bisa menggambarkannya dengan pasti termasuk pak dokter bedah sang  tuan rumahdan fakta lapangannya ini adalah jalan sempit dengan 50% kondisi aspalnya telah terkelupas, sialnya banyak kendaraan lewat sini,  hingga harus banyak mengalah lebih memberi kesempatan kepada pengemudi truk atau pick-up pengangkut barang  juga sepeda motor, ketimbang kesenggol dan jatuh, sebetulnya ini  sangat mengganggu namun mau apalagi, namanya dirantau harus banyak mengalah, kalau dikampung sendiri ya hajaaaar, hehehe....

Jika kudiskripsikan dengan kata kata ini jalan menanjak dahsyat sepanjang 12an km tanpa ampun dan tertutup kabut, belum lagi sesekali gerimis turun dan ditanjakan ini aku beberapa kali harus menuntun sepeda, sialnya lagi habis tanjakan turunannya juga curam, nuntun lagi, namun pada akhirnya jam 6an sampai jualah aku di pasar Nongkojajar, ini masuk wilayah kecamatan Tutur, mulai lihat lampu banyak sepertinya otakpun ikut terang benderang, sasaran pertama adalah mendapatkan penginapan, pak dokter bilang disini banyak penginapan, nyatanya hanya ada satu persis di belakang Koperasi Sapi Perah, aku masuk buat reservasi, berkali kali bilang permisi gak ada yang nyahut, kuamati sekeliling rumah itu, kosong & agak lembab "wah, ini rumah apa lokasi adu nyali sih....?", aku tak suka rumah itu, aku kembali keluar dan banyak bertanya, ini sama sekali tidak sesuai dengan info yang kudapatkan di blog-blog, yang menceritakan mudahnya mencari penginapan ataupun villa di Nongkojajar, dan nyatanya untuk mendapatkan hotel yang layak aku harus turun 3 km lagi ke obyek wisata Bukit Flora arah Purwodadi, dan itupun hanya satu satunya hotel yang ada yang dikelola agro wisata, sudahlah, yang penting untuk sementara aku sudah mendapat jawaban & aku merasa cukup lega hingga kuputuskan terlebih dahulu untuk makan malam saja.

Disebelah warung makan ada toko jualan pakaian, dia pas lagi tutup toko, dan akupun iseng bertanya barangkali dia tau kira kira dimana bisa menginap, tidak masalah itu dirumah penduduk, dan akhirnya akupun diantarnya kerumah saudaranya Pak Jhon, security yang bekerja di koperasi sebelah, dia sudah biasa menerima tamu  mahasswa PKL jurusan  peternakan khususnya yang lagi study sapi perah dan akupun setuju diantar kesana ketimbang balik arah 3 km.

Dan, Pak Jhon adalah seorang security yang cukup tegas, pertama kali dia minta KTP, bahkan KTPku ditahannya semalaman, habis gitu aku diajaknya makan, istrinya yang menyiapkannya, "silakan di nikmati, seadanya saja" katanya, dan kamipun makan bersama seperti layaknya orang yang sudah kenal lama, habis gitu dilanjutkan mendengarkan ceramahnya dari seputaran apel, sapi perah, hingga kisah para mahasiswa PKL yang ketemu jodoh dirumah ini, dari cerita seputaran Bromo, suku Tengger, upacara Kesodo hingga cerita beberapa bule Amerika yang memberinya kenang-kenangan topi coboy & bendera Amerika itu & juga tentang pesepeda yang pernah singgah dan menginap dirumahnya yang kebanyakan dari Surabaya, termasuk Dalas Surabaya.

Esok paginya aku tinggalkan rumah pak Jhon setelah sebelumnya di siapkan sarapan pagi, aku tidak lupa mengisi buku tamunya, dan meminta nomer HPnya, dia juga pesan, "Suatu saat kalau lewat jangan segan-segan buat mampir menginap dan tidak akan ada permintaan KTP lagi", katanya, atau barangkali teman-teman  mengalami nasib serupa di Nongkojajar, cari saja Pak Jhon di kantor Koperasi atau di telpon di nomer ini ; 0812 3310 7010, aku jamin orangnya siap menolong tanpa ada argumentasi angka angka, nah kalaupun diakhir kisah hendak memberi seikhlasnya, yang itu terserah anda.


track menuju Pujon

kota Pujon

memandang ke Batu Malang

 Alun-alun kota Batu

kota Malang
&
Selanjutnya perjalanan  menuju Nongkojajar.


 dirumah Pak Jhon 

 Pak Jhon
 
     

Tidak ada komentar:

Posting Komentar